Di awali dengan tanggal 24 mei 2013. di awal hari aku cukup senang karena secara resmi lulus SMA. namun senyum itu sirna dengan cepatnya bagai tsunami menyapu daratan yang berakibat hancur porak poranda. ya, nilai UN-ku harus ku akui tidak memuaskan. sedih, menangis, gundah gulana dan galau. rasanya jujur hidupku seperti berakhir saat itu juga, ngeliat temen temen dekatku nilainya sangaaat tinggi. aku sedih sekali..........
Namun seorang sahabatku, Annisa Amilush, menyadarkanku supaya aku harus ikhlas dan tawakkal. rasanya sulit, bagiku kata kata itu sudah sumbang ditelingaku. namun ada kata kata darinya yang belum aku telaah secara rasional yaitu 'bersyukur'. hal pertama yang menyadarkanku saat itu, aku lulus dengan nilai diatas KKM, nilaiku cukup bagus untuk ditaruh di ijazah. sedangkan mungkin anak lain masih ada yang belum lulus. aku memohon ampun pada tuhan karena telah berburuk sangka kepada-Nya dan berdoa semoga diberikan jalan yang terbaik oleh-Nya.
Aku sadar semua itu hanya membuatku berlarut larut dalam luapan emosi sesaat. aku mulai belajar lagi TPA dan matdas, minimal aku mulai lagi menata hidup, walaupun dari hal yang kecil. berpikir maju untuk jadi mahasiswa PTN. aku kurang percaya diri dengan snmptn saat itu, jujur nilai UN membuat mental ku down seketika. jadi aku berdoa kepada tuhan supaya "Diberikan mental seperti baja"sehingga saat pengumuman snmptn aku tetap diberikan semangat oleh tuhan.
Yap tak dapat dipungkiri, aku berusaha optimis supaya dapat snmptn, namun aku lebih mempersiapkan mentalku.
27 mei 2013 hari wisuda dan pengumuman SNMPTN. aku senang berkumpul sama teman teman, foto foto, ngobrol dan macam macam. rasanya hari ini akan dikenang sepanjang masa, kalian hebat SMAN 61 JKT.
aku pulang dari wisuda, aku berdoa kepada tuhan untuk memberikan aku mental baja.
16.00 aku masih gugup sekali, namun di twitter sudah bertebaran tweet teman teman yg lolos undangan. akhirnya sehabis solat dan mengaji akupun membuka situs pengumuman.....
aku kaget bukan kepalang, sungguh. aku tida menyangka. aku langsung sujud syukur, peluk papaku. lari keliling rumah, berteriak mengucap syukur. sungguh sangat tak terduga rasanya. aku yang pernah punya hubungan buruk dengan biologi akhirnya masuk ke fakultas impian. sangat tidak percaya, beribukali kuucap terimakasih kepada-Nya dan keluarga yang selalu mendukungku
inilah awalku yang baru, menjadi mahasiswa kedokteran universitas Diponegoro
0 komentar:
Post a Comment